saya kecelakaan motor saat pulang
sekolah dan cukup parah, yang menyebabkan saya 2 minggu lebih tidak bisa masuk
sekolah dan juga meninggalkan bekas luka sampai sekarang, saat itu saya sempat
mengalami trauma dan tidak ingin lagi mengendarai motor kesekolah, jadi ibu
yang selalu mengantar jemput saya kesekolah, tapi lama kelamaan saya pikir
kasihan ibu sepertinya lelah kalau harus seperti ini setiap hari, akhirnya saya
memberanikan diri lagi untuk mengendarai motor sendiri lagi. Di SMP pun saya
memiliki sahabat-sahabat yang selalu menemani saya, ada adisti, amel dan karina
dan ada juga dita yang beda kelas dengan saya tapi kami selalu pulang bareng
karena rumah kami berdekatan hanya beda RT saja, banyak sekali yang saya lalui
dengan dhita setiap kami pulang sekolah, mulai sari hujan-hujanan sampai
menjahili teman. Pada tahun 2004 saya lulus dari SMP Tamansiswa dan saya
melanjutkan ke SMK YADIKA 8, saya saat itu memilih SMK karena saya mau
merasakan sesuatu yang beda dan saya pikir saat saya lulus nanti saya berharap
bisa punya satu keahlian dan juga pengalaman kerja dari prakerin, saat itu
jurusan yang saya pilih adalah jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, saat
pertama kali saya praktik bongkar komputer, dan pertama kali juga saya tau cara
membuka mur dengan menggunakan obeng, aneh memang, ya tapi memang begitu adanya.
Saat pertama kali saya masuk sekolah di SMK Yadika 8, teman yang saya kenal
adalah Firda dan dia sahabat saya sampai sekarang, saya biasa memanggil na ‘Onta’
karena wajahnya yang Arab, semua teman-teman saya pun memanggilnya begitu, ‘Onta’
adalah sahabat yang baik, sabar dan terlalu luguh sampai sering menimbulkan
kekhawatiran di diri saya karena keluguhannya. Lalu setelah itu saya juga
menemukan sosok sahabat di diri Ririn, saya merasa cocok dan klik dengannya,
awalnya saya dan Ririn cuma sekedar kenal aja, terus pas kita lagi naik motor
berdua tau-tau ban nya bocor, dan dari situ saya merasa kebersamaan yang bikin
saya klik dengan Ririn (kaya kisah orang pacaran ya, tapi kan persahabatan juga
boleh dong ada kisahnya). Dan sahabat saya yang ketiga adalah Bunga yang
hobinya ngambek mungkin karena dia paling kecil kali ya. Mereka bertiga adalah
sahabat saya sampai sekarang yang sudah seperti keluarga saya sendiri. Kita berempat
punya cita-cita untuk bangun cafe persahabatan suatu saat nanti. Pernah suatu
saat saya mendapat teguran dari teman saya tentang keegoisan saya, yang dari
situ saya berfikir untuk berubah karena saya tidak ingin kehilangan orang-orang
yang saya sayangi karena keegoisan saya.
Tidak lengkap rasanya tidak ada
cerita kisah kasih di sekolah, saat itu saya baru kelas 1, karena gedung SMK
dan SMA satu area, maka kami siswa SMK sering ketemu di kantin sekolah dengan
siswa SMA, dan di kantin sekolah juga saya mengenal seseorang, dia siswa SMA
kelas 2, kami sering bertemu dikantin, lalu tumbuh lah benih-benih cinta
monyet. Pada saat liburan tahun baru saya sekeluarga pergi ke Aceh dan Medan kalau
tidak salah akhir tahun 2007, satu tahun setelah tsunami, kami sekeluarga
kesana bertujuan silahturahmi dengan keluarga ayah, banyak keluarga ayah
disana. Saat saya sampai dikota Banda Aceh, penuh haru rasanya hati ini karena
melihat banyak sisa-sisa bekas tsunami walaupun sudah setahun berlalu, saat
saya hendak kerumah pa’uo (panggilan untuk kakak laki-laki ayah), saya melawati
kapal PLTD yang terdampar sekitar 5 KM kedaratan karena terbawa gelombang
tsunami, banyak reruntuhan rumah yang ada di bawah kapal itu, mungkin juga
banyak mayat yang tertindih kapal itu, pada saat melihat kapal itu yang
sekarang sudah dijadikan monumen itu, hanya rasa takjub akan kekuasaan Allah
SWT yang ada dipikiran saya, bayangkan saja bagaimana tidak takjub kapal
seberat 2600 ton bisa terserah ombak sejauh 5 KM didaratan. Saat di Aceh, semua
keluarga yang tinggal disana menceritakan bagaimana terjadinya kejadian becana
tsunami tersebut.
Setelah pembagian rapot saat itu
saya selesei kelas satu, saya dipanggil oleh guru saya, ternyata saya mendapat
kesempatan lebih dulu untuk melaksanakan PKL (praktek kerja lapangan),
kebesokan harinnya saya berangkat bersama firda dan teman saya yang lainnya
dengan membawa surat dari sekolah ke PT.Kayaba Indonesia, hari pertama saya
dibuat menunggu seharian hanya untuk memberikan surat dari sekolah ke staff HRD
nya. Tapi biarpun begitu saya tetap semangat menjalaninya, saya menjalani PKL
selama 3 bulan lebih, disana saya banyak mendapatkan pengalaman, dan yang
paling penting saya jadi tahu bagaimana sulitnya mencari uang dan capenya
kerja, saya jadi bisa lebih menghargai uang dan lebih berterimakasih kepada ayah
yang selama ini lelah mencari uang untuk sekolah saya.
Setiap liburan sekolah ayah
selalu mengajak saya liburan keluar kota dan saat liburan kelas 2 saya ke Riau,
saat saya kesana saya sadar ternyata Indonesia punya banyak tempat yang bisa
dijadikan objek wisata, sayang pantai-pantai yang indah disana belum dikelola
untuk objek wisata.
Hari-hari saya lebih banyak saya
habiskan bersama keluarga, saya termasuk anak yang dekat sekali dengan ibu,
kemanapun selalu bersama ibu karena ibu yang selalu mengerti saya. Setiap hari
libur ayah juga selalu mengajak kami pergi, yang penting ada kegiatan dimana
kita semua anggota ikut. Sampai pada suatu hari ayah kerja pindah dinas ke Papua,
karena saya mesti menyelesaikan smk satu tahun lagi, jadi hanya ayah yang
pindah ke Papua, sedangkan saya, ibu dan adik-adik tetap di Bekasi.
Saat kelas 3 SMK adalah hari-hari
terakhir saya menggunakan rok abu-abu, dan akan berpisah dengan teman-teman di
sekolah, semua teman-teman saya sudah mempunyai rencana nya masing-masing, saat
itu saya ingin sekali merasakan kerja, saat setelah kelulusan saya dapat
kesempatan dari sekolah untuk tes kerjaq dibeberapa perusahaan, saya pun
berangkat dan akhirnya diterima diperusahaan tersebut tapi karena ayah tidak
mengizinkan saya bekerja, akirnya saya mengundurkan diri, ayah ingin saya
kuliah lebih dulu. Akhirnya ayah mendaftarkan saya di Universitas Gunadarma dan
saya mengambil jurusan Sistem Informasi. Setelah kelulusan ayah memutuskan agar
ibu dan adik-adik ikut ayah pindah ke Papua dan saya kos disini untuk kuliah. Saat
liburan menunggu masuk kuliah saya sempat ikut ke Papua hampir satu bulan, sedih
sekali rasanya harus meninggalkan rumah yang sudah belasan tahun saya tempati. Pulang
dari Papua adalah untuk pertama kalinya saya harus benar-benar mandiri, dimulai
dengan saya harus pulang ke jakarta sendiri tanpa ditemani, dan saat itu lah
kesedihan yang sangat, karena harus berpisah tempat dengan ibu, berat sekali
rasanya, tapi ibu berkata kepada saya “ini sudah jalannya, dan kita harus bisa
melewatinya”. Malam terkhir saya disana, saya mendengar ibu berdoa dalam
kesedihan untuk saya anak nya. Mungkin karena saya terlalu dekat dengan ibu
dari dulu jadi saya menjalani berpisah tempat sangat berat tapi lama kelamaan
saya berfikir kalau saya harus bisa melewati ini semua. Sesampainya di Jakarta
saya mengurus keperluan kuliah, tapi karena saat itu masih libur kuliah saya
sempat membantu salah satu usaha tante saya, untuk mengisi waktu luang. Saatnya
masuk kuliah pun tiba ternyata saya masuk dikelas 1KA26, disana saya punya banyak
teman-teman yang bisa menghibur saya, dan menyadarkan saya kalau ternyata
disini saya tidak sendiri, sahabat-sahabat saya yang dulu di sekolah juga masih
sering bertemu saya dan mensupport saya. saat setelah beberapa bulan saya
kuliah, saya mengikuti kepanitian seminar jurnalistik karena dapat info dari
teman, saat itu tujuan saya hanya ingin mendapat banyak pengalaman baru tapi
malah dapat bonus dan dari kepanitian seminar itu saya bertemu dengan laki-laki
yang sekarang menemani hari-hari saya.
Saat semester 1 saya masih
canggung dengan kuliah, masih belum begitu serius mengikuti perkuliahan, tapi
saya bertekad di semester berikutnya harus ada peningkatan, dan alhamdulilah
ada peningkatan dan saya bertekad dan berusaha untuk semester-semester
kedepannya IPK saya bisa beranjak naik terus. Karena suatu saat nanti saya
harus bisa membahagiakan kedua orangtua saya, membuat mereka bangga dan
membantu menyekolahkan adik saya.