Minggu, 20 November 2011

Peranan Teknologi Informasi di Bidang Kepolisian


Kepolisian menggunakan teknologi informasi untuk melakukan berbagai aktifitas. Contoh yang umum adalah pemanfaatan teknologi informasi untuk membuat SIM (surat izin mengemudi). Dengan menggunakan teknologi informasi, yang melibatkan komputer, kamera digital, perekam sidik jari, dan pencetak kartu SIM, dimungkinkan untuk membuat SIM hanya dalam waktu singkat.
Face Recognition
Teknologi kompresi gambar memungkinkan sidik jari dapat disimpan secara elektronis dengan ukuran yang sangat kecil sehingga tidak terlalu menyita ruang dalam media penyimpanan, sedangkan teknologi pencocokan pola (pattern recognition) digunakan untuk memudahkan pencarian sidik jari yang tersimpan dalam basis data.
Teknologi pengenalan wajah (face recognition) dapat digunakan untuk mengenali wajah-wajah para pelaku tindak kriminal yang telah tersimpan dalam basis data di dasarkan oleh suatu sketsa wajah atau foto.
Kegunaanya di bidang kepolisian antara lain:
·         Program komputer yang canggih yang telah dikembangkan adalah crime Analisa support system yang  dapat mengidentifikasi daerah yang kemungkinan akan terjadi kriminalitas.
·         System yang lainnya yang digunakan dalam bidang kriminalitas adalah Promis ( Prosecutor-offender management information system ) yang dikembangkan Institut of Lawa and Social Research di Washinghton, yang dapat memberikan informasi mengenai masalah kriminalitas mana yang paling penting dan dapat memberikan informasi bukti-bukti tertuduh untuk dibawa ke pengadilan .
·         Catch ( Computer Assisted Terminal Criminal Hunt ) digunakan di kota NewYork yang menyediakan informasi mengenai deskripsi secara mendetail dari orang-orang yang dicurigai dan akan ditampilkan di layer komputer  Motion ( Metropolitan Orlean Total Information Online Network ) yang digunakan untuk              informasi sekitar 150.000 orang yang mempunyai latar belakang kriminalitas,meliputi sidik jari,nama samaran dan data mendetail lainnya.
·         Arjis ( Automated Regional Justice Informatio system ) yang di gunakan di San Diego untuk menyediakan informasi mengenai sidik jari dan tingkah lakudari pada pelaku kriminalitas.

URL : http://teknik-informatika.com/teknologi-informasi-bidang-kepolisian/

Perkembangan Pers di Indonesia


Sejarah perkembangan pers di Indonesia tidak terlepas dari sejarah politik Indonesia. Pada masa pergerakan sampai masa kemerdekaan, pers di Indonesia terbagi menjadi 3 golongan, yaitu pers Kolonial, pers Cina, dan pers Nasional.
Pers Kolonial adalah pers yang diusahakan oleh orang-orang Belanda di Indonesia pada masa kolonial/penjajahan. Pers kolonial meliputi surat kabar, majalah, dan koran berbahasa Belanda, daerah atau Indonesia yang bertujuan membela kepentingan kaum kolonialis Belanda.
Pers Cina adalah pers yang diusahakan oleh orang-orang Cina di Indonesia. Pers Cina meliputi koran-koran, majalah dalam bahasa Cina, Indonesia atau Belanda yang diterbitkan oleh golongan penduduk keturunan Cina.
Pers Nasional adalah pers yang diusahakan oleh orang-orang Indonesia terutama orang-orang pergerakan dan diperuntukkan bagi orang Indonesia. Pers ini bertujuan memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia di masa penjajahan. Tirtohadisorejo atau Raden Djokomono, pendiri surat kabar mingguan Medan Priyayi yang sejak 1910 berkembang menjadi harian, dianggap sebagai tokoh pemrakarsa pers Nasional.
Adapun perkembangan pers Nasional dapat dikategorikan menjadi beberapa peiode sbb :
1.      Tahun 1945 – 1950-an
Pada masa ini, pers sering disebut sebagai pers perjuangan. Pers Indonesia menjadi salah satu alat perjuangan untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Beberapa hari setelah teks proklamasi dibacakan Bung Karno, terjadi perebutan kekuasaan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat, termasuk pers. Hal yang diperebutkan terutama adalah peralatan percetakan. Pada bulan September-Desember 1945, kondisi pers RI semakin kuat, yang ditandai oleh mulai beredarnya koran Soeara Merdeka (Bandung), Berita Indonesia (Jakarta), Merdeka, Independent, Indonesian News Bulletin, Warta Indonesia, dan The Voice of Free Indonesia.
2.      Tahun 1950 – 1960-an.
Masa ini merupakan masa pemerintahan parlementer atau masa demokrasi liberal. Pada masa demokrasi liberal, banyak didirikan partai politik dalam rangka memperkuat sistem pemerintah parlementer. Pers, pada masa itu merupakan alat propaganda dari Par-Pol. Beberapa partai politik memiliki media/koran sebagai corong partainya. Pada masa itu, pers dikenal sebagai pers partisipan.
3.      Tahun 1970-an
Orde baru mulai berkuasa pada awal tahun 1970-an. Pada masa itu, pers mengalami depolitisasi dan komersialisasi pers. Pada tahun 1973, Pemerintah Orde Baru mengeluarkan peraturan yang memaksa penggabungan partai-partai politik menjadi tiga partai, yaitu Golkar, PDI, dan PPP. Peraturan tersebut menghentikan hubungan partai-partai politik dan organisasi massa terhadap pers sehingga pers tidak lagi mendapat dana dari partai politik.
4.      Tahun 1980-an
Pada tahun 1982, Departemen Penerangan mengeluarkan Peraturan Menteri Penerangan No. 1 Tahun 1984 tentang Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP). Dengan adanya SIUPP, sebuah penerbitan pers yang izin penerbitannya dicabut oleh Departemen Penerangan akan langsung ditutup oleh pemerintah. Oleh karena itu, pers sangat mudah ditutup dan dibekukan kegiatannya. Pers yang mengkritik pembangunan dianggap sebagai pers yang berani melawan pemerintah. Pers seperti ini dapat ditutup dengan cara dicabut SIUPP-nya.
5.      Tahun 1990-an
Pada tahun 1990-an, pers di Indonesia mulai melakukan repolitisasi lagi. Maksudnya, pada tahun 1990-an sebelum gerakan reformasi dan jatuhnya Soeharto, pers di Indonesia mulai menentang pemerinah dengan memuat artikel-artikel yang kritis terhadap tokoh dan kebijakan Orde Baru. Pada tahun 1994, ada tiga majalah mingguan yang ditutup, yaitu Tempo, DeTIK, dan Editor.
6.      Masa Reformasi (1998/1999) – sekarang
Pada masa reformasi, pers Indonesia menikmati kebebasan pers. Pada masa ini terbentuk UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Era reformasi ditandai dengan terbukanya keran kebebasan informasi. Di dunia pers, kebebasan itu ditunjukkan dengan dipermudahnya pengurusan SIUPP. Sebelum tahun 1998, proses untuk memperoleh SIUPP melibatkan 16 tahap, tetapi dengan instalasi Kabinet BJ. Habibie proses tersebut melibatkan 3 tahap saja.
Berdasarkan perkembangan pers tersebut, dapat diketahui bahwa pers di Indonesia senantiasa berkembang dan berubah sejalan dengan tuntutan perkembangan zaman.
Pers di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan identitas. Adapun perubahan-perubahan tersebut adalah sbb :
Tahun 1945-an, pers di Indonesia dimulai sebagai pers perjuangan.
Tahun 1950-an dan tahun 1960-an menjadi pers partisan yang mempunyai tujuan sama dengan partai-partai politik yang mendanainya.
Tahun 1970-an dan tahun 1980-an menjadi periode pers komersial, dengan pencarian dana masyarakat serta jumlah pembaca yang tinggi.
Awal tahun 1990-an, pers memulai proses repolitisasi.
Awal reformasi 1999, lahir pers bebas di bawah kebijakan pemerintahan BJ. Habibie, yang kemudian diteruskan pemerintahan Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri, hingga sekarang ini.

Apa Itu Unix ?


Apa itu UNIX?
Dengan definisi yang paling sederhana, UNIX adalah sistem operasi komputer - software dasar yang mengendalikan sistem komputer dan peripheral nya. Dalam hal ini, UNIX berperilaku dalam cara yang sama bahwa mungkin lebih akrab PC sistem operasi Windows atau MacOS berperilaku. Ini menyediakan mekanisme dasar untuk booting komputer, log in, menjalankan aplikasi, menyimpan dan mengambil file, dll. Lebih specificially, kata "UNIX" mengacu pada keluarga sistem operasi yang berhubungan dengan satu atau kedua sistem operasi UNIX asli - BSD dan SystemV. Contoh sistem operasi UNIX modern meliputi IRIX (dari SGI), Solaris (dari Sun), Tru64 (dari Compaq) dan Linux (dari komunitas Perangkat Lunak Bebas). Walaupun berbeda "rasa" dari UNIX memiliki karakteristik yang unik dan berasal dari sumber yang berbeda, mereka semua bekerja sama dalam beberapa cara fundamental. Jika anda mendapatkan keakraban dengan salah satu dari sistem operasi berbasis UNIX, Anda juga akan mendapatkan setidaknya beberapa keakraban dengan hampir setiap varian UNIX lainnya.

UNIX fundamental
UNIX telah sekitar untuk waktu yang lama (lebih dari 30 tahun). Hal ini mendahului konsep dari komputer pribadi. Dengan demikian, ia dirancang dari bawah ke atas untuk menjadi pengguna multi, bersama, lingkungan operasi jaringan. UNIX memiliki konsep-konsep seperti Users, Groups, Perizinan dan Jaringan-Shared Resources (seperti file, printer, sistem komputer lain, dll) built-in ke inti desain. Hal ini membuat sistem operasi UNIX unik powerful dan fleksibel. Seiring dengan kekuatan dan fleksibilitas datang beberapa konsep unik yang membuat UNIX apa itu. Konsep-konsep ini relatif sederhana dan harus dipahami untuk mengambil keuntungan penuh dari sistem operasi.

  • Pengguna - Dalam rangka untuk menggunakan sistem UNIX, pertama Anda harus log in ini membutuhkan sebuah akun, yang terdiri dari:
    • Username:
      Ini adalah nama login Anda dan bagaimana Anda diidentifikasi untuk sistem itu sendiri dan ke pengguna lain dari sistem.
    • Password:
      Seiring dengan username Anda, password Anda memberi Anda akses ke sistem. Jangan lupa atau kehilangan password. Jika Anda menulis password Anda ke bawah, simpan di tempat yang aman.
    • Defaultgrup:
      Kelompok default yang username milik Anda (lihat Grup di bawah).
    • Kontak info:
      Sehingga sistem administrator dan pengguna lain dapat menghubungi Anda jika perlu.
    • Home direktori:
      Sebuah direktori atau "folder" ditugaskan ke nama pengguna Anda. Hal ini memberikan Anda akses ke penyimpanan disk. Ini adalah di mana Anda akan menyimpan file dan data.
    • Default shell:
      Program yang mengelola login Anda dan sesi baris perintah (dibahas secara rinci nanti)
  • Groups - Sebuah kelompok UNIX adalah kumpulan pengguna - yaitu daftar nama pengguna. Grup memberikan mekanisme untuk memberikan izin (lihat di bawah) ke daftar pengguna sekaligus. Untuk tujuan kita, asosiasi kelompok biasanya didasarkan pada penelitian yang kelompok atau bidang studi pengguna berafiliasi dengan. Setiap user dapat dikelompokkan pada lebih dari satu kelompok.
  • Perizinan - Segala sesuatu di UNIX adalah "dimiliki" oleh pengguna dan kelompok. Contoh sederhana ini akan menjadi file (tapi konsep ini tidak terbatas hanya untuk file). Dengan memanipulasi hak akses, user yang memiliki file dapat menentukan pengguna lain dan kelompok dapat membaca atau memodifikasi file tersebut. Dengan cara ini, pengguna dapat mengamankan file sensitif dari mencongkel mata dan menjaga diri atau orang lain dari accidentially menghapus data penting.
  • Shared Resources - UNIX adalah lingkungan operasi jaringan pada intinya. Dengan demikian segala sesuatu, hampir bahwa seseorang dapat mengakses pada sistem lokal juga dapat diakses melalui jaringan dari sistem remote. Ini mencakup, antara kemungkinan lain, file mengedit dan berbagi, menjalankan perangkat lunak, atau menggunakan printer. Bahkan isi menampilkan sistem UNIX dapat dimanipulasi dari jarak jauh.
Tindakan yang pengguna individu dapat melakukan remote didefinisikan oleh hak akses yang ditetapkan kepada pengguna (atau setiap kelompok yang dimiliki pengguna) untuk masing-masing kegiatan. Beberapa hal-hal ini akan dibahas secara lebih rinci nanti. 

http://rani_push.staff.gunadarma.ac.id/.../SISTEM+OPERASI++U+N+I+X.pdf