Sabtu, 20 November 2010

Pertentangan – Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat

Nama                    : Melati Marita Rahmadhani
Kelas                    : 1KA26
NPM                     : 14110335
Kelompok  1

BAB 8
Pertentangan – Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat

Materi        :

1.     Kepentingan Individu Untuk Memperoleh Kasih Sayang
Pada dasarnya kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi individu itu sendiri. Jika individu berhasil dalam memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasa puas dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kepentingan ini akan banyak menimbullkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.

Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kepentingan dalam diri individu, yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/pskologis. Oleh karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis didalam aspek pribadinya baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya.

Perbedaan tersebut secara garis besar disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor pembawaan dan lingkungan sosial sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu. Perbedaan pembawaan akan memungkinkan perbedaan individu dalam hal kepentingannya, meskipun dengan lingkungan yang sama. Sebaliknya lingkungan yang berbeda akan memungkinkan timbulnya perbedaan individu dalam hal kepentingan meskipun pembawaannya sama

Perbedaan kepentingan itu antara lain berupa :
1.                   kepentingan indivdu untuk memperoleh kasih saying
2.                   kepentingan indivdu untuk memperoleh harga diri
3.                   kepentingan individu untuk memperoleh pengharagaan yang sama
4.                   kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi
5.                   untuk dibutuhkan oleh orang lain
6.                   untuk memperoleh kedudukan didalm kelompoknya
7.                   kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
8.                   kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri

Studi Kasus :
95 Siswa SD Konsumsi Narkoba

KOTA BEKASI - Badan Narkotika Kota (BNK) Bekasi mencatat pengguna narkoba di Kota Bekasi didominasi kalangan remaja. Bahkan, sedikitnya 95 siswa sekolah dasar (SD) sudah banyak menggunakan narkotika.

Kepala Pelaksana Harian (Kala-khar) BNK Kota Bekasi. Sopandi Budiman mengatakan, berdasarkan data yang dimilikinya, penyalahgunaan narkoba sejak tahun 2009 lalu didominasi oleh kalangan remaja. Bahkan, diantara kalangan remaja, sebagian besar yakni 95 orang siswa adalah siswa SD.

Dari pendataan kasus penyalahgunaan narkoba itu teridri dari 461 kasus dengan jumlah tersangka 645orang. Bahkan, menurutnya, selain siswa SD, sejumlah remaja yang duduk di SMA hingga perguruan tinggi mendominasi pengguna narkoba. "Untuk meminimlisir dengan memberikan sosialisasi pengunaan narkoba ke sekolah-sekolah," imbuhnya.
Sopandi merinci, dari kalangan remaja yang sudah divonis tersangkut masalah penyalahgunaan narkoba di Kota Bekasi diantaranya, siswa SD sebanyak 95 orang, siswa SMP sebanyak 143 orang, dan siswa SMA sebanyak 369 orang dan mahasiswa 43 orang. "Yang paling memprihatinkan adalah jumlah siswa SD yang mencapai 95 orang," ungkapnya.

Untuk menekan angka penggunanarkotika usia remaja, tambah Sopandi. penanggulangan bahaya narkoba tidak saja membutuhkan komitmen dan kesanggupan semua pihak. Tetapi juga kata dia, aksi nyata semua jajaran pemerintahan, penegak hukum, sektor pendidikan maupun pihak legislatif dan masyarakat. "Kami membutuhkan warga segera melaporkan kepada BNK dan Polisi, bila ada warga yang menggunakan narkotika jenis apa pun," tandasnya. Sedangkan, untuk pelajar yang tertangkap tangan memakai narkoba pada tahun 2008 mencapai 60 orang. Jenis narkoba yang banyak digunakan oleh para siswa adalah ganja, ekstasi, dan sabu, sementara jenis heroin masih sedikit.

Sementara itu. Anggota Komisi D DPRD Kota Bekasi, Abdul Muin H.itiils mengatakan, sebaiknya Badan Narkotika Kota Bekasi lebih pro aktif dalam memberikan sosialisasi penyalahgunaan narkoba ke sekolah-sekolah. "Setidaknya, kedepan angka tersebut harus turun khususnya pengguna di tingkat pelajar," katanya. Angka 95 siswa SD yang tercatat oleh BNK Bekasi sudah sangat besar. Dia pun menyesalkan, peran orang tua yang tidak menyadari anaknya melakukan perbuatan yang di larang. "Setidaknya, BNK harus mendekati para orang tua murid yang sudah terdata, agar segera mendapat binaan," tandasnya, (dny).

Opini          :

Setelah kita mengetahui ternyata banyak dari remaja di kota Bekasi yang menggunakan Narkoba, itu informasi yang sungguh membuat saya miris dan bertanya apa yang menyebabkan sampai anak SD pun sekarang menggunakan Narkoba dan siapa yang seharusnya disalahkan dalam hal ini. Semestinya peranan orangtua yang terbesar dalam kasus ini, karena biar bagaimana pun orangtua adalah pendidik pertama pada anak sebelum merekas didik oleh guru disekolah, lingkungan rumah sangat mendukung apa yang anak-anak lakukan, semstinya pemerintah pun memberikan informasi terhadap para orangtua tentang bagaimana cara orangtua mendidik anak-anak mereka supaya jangan sampai terjerumus kedalam Narkoba.

Sumber : Herwantiyoko & Katuuk F. Neltje. 1997. MKDU Ilmu Sosial Dasar. Gunadarma. Jaka

Tidak ada komentar: